Normal Mode
Responsive Mode

Harap Tunggu Proses Memuat Konten Halaman


Kamis, 15 Mei 2014

Bahasan kematian tak begitu sering menjadi topik penting dalam keseharian kita. Bahkan ada beberapa orang yang sengaja menghindari tema ini dalam pembicaraan. Mereka beralasan bahwa hidup ini terlalu indah untuk sekadar membicarakan kematian yang menurutnya menakutkan. Dia akan beranjak pergi bila ada yang berusaha membicarakan tema tentang ajal.

Cita-cita, mimpi, dan harapan adalah sesuatu yang belum pasti di masa depan. Satu yang pasti di masa depan, mau tidak mau, siap tidak siap, akan menghampiri kita adalah kematian. Bisa jadi ia jauh yaitu menunggu manusia tua. Bisa jadi juga ia dekat yaitu setahun ke depan, sebulan, seminggu, esok atau bahkan menit dan detik berikutnya nafas kita terhenti.

Betapa banyak orang yang tidak sakit, tiba-tiba meninggal. Dalam perjalanan ke sekolah, ia terantuk batu, bisa meninggal. Ketika tidur kemudian tak bangun lagi, usai salat subuh, saat tilawah, di tengah makan dan tersedak, turun dari angkot, dan berbagai peristiwa yang terlihat sepele, saya tahu sendiri orang-orang yang meninggal dalam kondisi di atas. Itu adalah kondisi meninggal yang husnul khatimah, mati dalam keadaan baik Insya Allah.

Ada juga orang-orang yang ajal menjemput saat ia asik teler karena minuman keras, narkoba, berzina, korupsi, menipu dan berbagai aktivitas buruk lainnya. Naudzubillah, mereka ini mati dalam keadaan su’ul khatimah atau mati dalam keadaan buruk. Semoga Allah menjauhkan kita dari kondisi seperti ini, amin.

Ternyata, bukan hanya sakit dan usia tua saja yang menghantarkan manusia pada kematian. Jangan sombong bahwa dengan uang banyak atau kesaktian tingkat tinggi manusia bisa kebal ajal. Belum pernah ada ceritanya ada orang berhasil menghindari kematian. Sembunyi ke lubang biawak atau tembok setebal apapun, malaikat Izrail selalu punya cara untuk menjemput nyawa yang sudah waktunya pulang.

Pilihannya sekarang bukan kapan waktu mati seseorang, tapi dalam kondisi seperti apa kita memilih akhir kehidupan ini. Amal yang kita rajut ketika nyawa masih dikandung badan, itu akan menentukan bagaimana kita memprediksi akhir hayat ini. Karena malaikat Izrail datang tak mengetuk pintu, maka kita tak akan pernah tahu kapan ia datang. Seyogyanya kita memilih aktivitas yang akan mendekatkan kita pada akhir yang baik daripada yang buruk. Bila ini sudah maksimal kita lakukan, maka jangankan sekadar membicarakan kematian, datangnya kematian itu sendiri bukan menjadi sesuatu yang menakutkan lagi. Karena siap tidak siap, suka tidak suka, ajal adalah pengintai yang tak kenal usia. Wallahu alam.

Oleh: (riafariana/voa-islam.com)


Perihal: Diterbitkan oleh: pada pukul 9:05:00 AM WIB

Baca Pula Artikel Terkait Dalam Kategori: .

Klik tombol "Like" bila Anda suka dengan artikel ini. Silakan poskan komentar agar saya dapat berkunjung balik ke blog Anda. Jika Anda ingin membaca artikel lain dari blog ini, maka silakan klik di sini untuk membuka daftar isi. Harap menyertakan http://batukesel.blogspot.com/2014/05/kematian-pengintai-abadi.html dan atau mencantumkan tautan untuk artikel ini bila Anda menyalin sebagian dan atau keseluruhan isinya. Terimakasih.